Surabaya I Konsultan Bisnis Terpercaya I Internal Audit
Di banyak perusahaan, internal audit masih dianggap sebagai aktivitas formalitas.
Sesuatu yang “harus” dilakukan menjelang laporan tahunan, atau hanya ketika disarankan oleh auditor eksternal.
Padahal, dalam realitanya
Internal audit bisa menjadi alat navigasi strategis yang menyelamatkan perusahaan dari risiko tersembunyi, memperkuat sistem internal, dan memberi ketenangan dalam mengambil keputusan.
Tapi pertanyaannya:
Kapan sebetulnya perusahaan butuh internal audit?
Jawabannya bisa kita temukan di dalam 5 (lima) indikator berikut ini :
1. Laporan Keuangan Sering Direvisi
Apakah laporan keuangan Anda sering “dibetulkan”?
Atau hasil audit eksternal hampir selalu ada temuan yang berulang?
Ini pertanda bahwa sistem pencatatan belum tertata secara konsisten.
Kesalahan berulang bukan semata karena SDM, tapi karena sistem yang belum kuat.
Internal audit akan membantu:
- Mengevaluasi proses pencatatan
- Menemukan pola kesalahan sistemik
- Memberikan rekomendasi kontrol internal yang lebih stabil
“Laporan yang sering salah, adalah sinyal bahwa sistem keuangan Anda sedang berteriak minta perhatian.”
2. Tidak Ada Aturan yang Jelas
Apakah approval masih dilakukan secara lisan atau lewat chat?
Apakah setiap divisi punya cara sendiri dalam proses pembayaran?
Ketiadaan SOP yang konsisten bisa menjadi akar dari:
- Ketidakefisienan
- Salah bayar vendor
- Potensi fraud
Internal audit tidak hanya mengoreksi, tapi juga membantu menyusun SOP yang:
- Efisien
- Adil
- Bisa diikuti semua pihak dengan akuntabilitas yang jelas
“SOP bukan hanya soal kepatuhan, tapi tentang menjaga ritme kerja yang sehat.”
3. Ada Kecurigaan atas Fraud, Kebocoran, atau Inkonsistensi
Kas tidak sinkron.
Pengeluaran membengkak.
Tanda tangan dokumen tidak sesuai.
Atau bahkan… hilangnya dokumen keuangan.
Ini bukan hal kecil.
Internal audit berperan sebagai deteksi dini dan mitigasi risiko:
- Menelusuri celah kontrol
- Menganalisis titik-titik rentan kecurangan
- Memberikan rekomendasi penguatan sistem sebelum kerugian terjadi
“Kalau ada kecurigaan, jangan tunggu bukti kehilangan.”
4. Bisnis Bertumbuh Cepat, Tapi Sistem Tidak Ikut Tumbuh
Omzet naik. Tim berkembang.
Tapi sistem? Masih spreadsheet manual dan approval via WhatsApp.
Pertumbuhan bisnis tanpa penguatan struktur = risiko meledak dalam senyap.
Internal audit berperan sebagai “checkpoint strategis”:
- Apakah sistem mendukung skala bisnis saat ini?
- Apakah kontrol internal masih relevan?
- Apa yang harus ditingkatkan sebelum tumbuh lebih jauh?
“Audit bukan untuk memperlambat, tapi untuk memastikan tumbuhnya kokoh.”
5. Merasa “Semuanya Baik – Baik Saja”
Pernah merasa semua sudah terkendali, tapi tidak bisa menunjukkan buktinya?
Itu bisa jadi tanda bahwa perusahaan tidak tahu apa yang tidak diketahuinya.
Internal audit membantu membuka “blind spot”:
- Area yang tidak pernah disentuh karena dianggap aman
- Proses yang selalu dilakukan “karena dari dulu begitu”
- Risiko yang belum muncul ke permukaan
“Ketika semua terasa tenang, justru di situlah saat terbaik untuk diaudit.”
Audit Itu Arah, Bukan Ancaman
Internal audit seringkali ditakuti karena dianggap mencari kesalahan.
Padahal sesungguhnya, audit internal adalah alat bantu arah.
Ia membantu perusahaan:
- Melihat dengan jernih
- Membuat keputusan dengan percaya diri
- Meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem
Trusted Growth Partner
Leave a Reply